SMA Jakarta (Dok. Pribadi) |
Jakarta, (26/02/2022) - Awal tahun 2022 kasus Covid-19 di Indonesia semakin melonjak, termasuk DKI Jakarta. Pada Sabtu (26/2), tercatat 4.675 kasus positif di ibu kota, termasuk peringkat keempat terbanyak dengan total 46.634 kasus harian di seluruh Indonesia. Kasus harian ini terus meningkat selama dua sebulan terakhir. Penyebab melonjaknya angka kasus positif ini disinyalir karena varian baru Covid-19, omicron.
Akibatnya, pemerintah kembali memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah, termasuk Jakarta. Jakarta sendiri sudah memasuki PPKM level 3 hingga 28 Februari 2022.
Salah satu tempat dan aktivitas yang terkena imbasnya yaitu kegiatan pembelajar tatap muka (PTM) di sekolah. Sejak sebulan terakhir, ditemukan kasus positif di sekolah terus bertambah, yang menyebabkan sebagian sekolah di Jakarta tutup kembali. Terhitung sampai sekarang, hampir semua sekolah di Jakarta ditutup dan diberlakukan kembali sekolah secara daring merujuk kembali naiknya kasus Covid-19. Daftar sekolah yang masih tutup akibat temuan kasus COVID-19 di wilayah ibu kota mencapai lebih dari 300 sekolah.
Lalu, bagaimana pendapat dari pelajar?
Sebagian pelajar mengungkapkan keresahannya karena kembali belajar secara daring dari rumah. Beberapa dari mereka merasakan kesulitan dalam belajar di rumah karena kurangnya interaksi dan sulit mengerti materi pelajaran. Mereka juga berharap agar kasus Covid-19 segera selesai agar sekolah kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya.
“Iya, sebelumnya sudah dilaksanakan PTM (Pertemuan Tatap Muka) sejak bulan november dan ditutup kembali pada akhir bulan (Februari) ini karena ada beberapa guru dan murid yang terpapar Covid-19 ini. Karena kurangnya interaksi, sekolah secara daring membuat saya harus melawan rasa malas untuk tetap semangat bersekolah,” jelas seorang siswa yang bersekolah di Jakarta.
Namun, ada juga beberapa siswa lainnya yang mengatakan bahwa mereka akan kembali belajar di sekolah atau yang disebut PTM terbatas. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, kembali menegaskan bahwa sebagian dari institusi pendidikan di Jakarta sudah kembali buka dan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas dengan kapasitas 50 persen akan tetap berlanjut. Tentunya, kembali juga diberlakukan peraturan protokol kesehatan secara ketat.
Seorang siswa mengungkapkan, “Sekolah saya diinfokan akan luring mulai minggu depan (7 Maret 2022) dan pastinya harus memenuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan berjaga jarak.”
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memonitor pelaksanaan PTM 50 persen. Kebijakan ini diterapkan untuk melihat, apakah pembelajaran tatap muka 50 persen bisa menurunkan kasus COVID-19 di sekolah atau pun tidak.
Melihat kasus Covid-19 yang semakin melonjak, maka para siswa butuh pantauan dari orang tuanya. Memastikan para anak mereka, termasuk pelajar agar menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi untuk para siswa yang akan berkegiatan di luar rumah.
Menurut ahli di negara Amerika Serikat, anak usia sekolah yang belum divaksinasi akan lebih berisiko terkena virus korona ini, bahkan tujuh kali lebih besar daripada yang sudah divaksinasi. Faktor lainnya, seperti anggota keluarganya yang belum divaksinasi.
Harapan dari para pelajar, termasuk pelajar di Jakarta pastinya menginginkan pandemi ini cepat berlalu dan mereka bisa kembali bersekolah.
“Semoga orang-orang semakin sadar akan kesehatan agar kasus Covid-19 ini secepatnya selesai dan pembelajaran tatap muka dimulai kembali,” ujar seorang siswa.
Sekolah, normalnya menjadi tempat belajar untuk para siswa dan sangat penting untuk masa depan generasi muda. Karena kunci sukses dan majunya negara ini ada di semangat anak muda. Tidak hanya sekolah saja, semua aktivitas di Indonesia, termasuk Jakarta diharapkan akan kembali normal, seperti sebelum virus Covid-19 melanda Indonesia.
– HAS
Komentar
Posting Komentar