Langsung ke konten utama

Sejarah Jalan Pegangsaan, Saksi Bisu Kemerdekan Indonesia

 

Jalan Bersejarah di Jakarta yang Menjadi Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia. Jalan Pegangsaan merupakan tempat kediaman Presiden Soekarno sekaligus menjadi tempat pembacaan teks Proklamasi.

Foto: petouring.wordpress.com

Jalan Pegangsaan adalah salah satu kawasan di Kota Jakarta yang bersejarah bukan hanya untuk warga Jakarta, tetapi juga bagi bangsa Indonesia. Jalan yang berada di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat ini merupakan tempat berlangsungnya pembacaan teks Proklamasi Indonesia pertama kali pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB. Itu menjadi tanda bahwa Indonesia telah merdeka dari penjajah.

Setiap kali bangsa Indonesia merayakan atau mengenang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, kata Pegangsaan atau Proklamasi akan selalu disebut dan diingat. Setelah mengalami pergantian nama menjadi Jalan Proklamasi dan kembali lagi menjadi Jalan Pegangsaan, ternyata nama jalan tersebut memiliki asal usulnya. Menurut Zaenuddin HM dalam bukunya “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe” dijelaskan bahwa menurut riwayat kawasan tersebut dahulunya diduga sebagai tempat memelihara dan mengangon hewan ternak angsa seperti soang dan bebek. Maka dari itu masyarakat setempat menyebutnya “pegangsaan.”

Kemungkinan lain kawasan tersebut pernah menjadi tempat pengrajin barang-barang dari perunggu alias gangsa. Tempatnya disebut pegangsaan. Para pengrajinnya diduga sebagain besar dari Jawa-Mataram, yang pada akhir abad ke-17 membuka sebuah kawasan yang kemudian bernama Matraman.

Diketahui Jalan Pegangsaan adalah tempat kediaman Presiden Soekarno yang keadaannya kini sudah banyak perubahan. Tempat bersejarah itu sudah sejak lama dibongkar, tanpa sisa, dan diubah menjadi tempat bersejarah yang dapat dikenang bagi masyarakat Indonesia. Walau mengalami perubahan, Jalan Pegangsaan tidak menghilangkan atmosfer dari perjuangan para pahlawan yang kini dijadikan Taman Proklamasi.

Mengutip indonesiakaya.com, Pada Taman Proklamasi ini berdiri dua patung besar the founding fathers Republik Indonesia, yaitu Soekarno dan Hatta, yang dibuat mirip pada saat keduanya membacakan teks proklamasi. Di antara kedua patung tersebut, terdapat duplikat teks proklamasi yang sudah diketik dan di sekelilingnya, terdapat marmer yang menyerupai semburan air berjumlah 17 sebagai representasi tanggal kemerdekaan Indonesia. Marmer tersebut melambangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia yang takkan pernah berhenti.

Beberapa meter dari patung Soekarno dan Hatta, terdapat sebuah tiang berdiameter besar yang pada bagian atasnya terdapat ornamen berbentuk petir. Menurut pengakuan penjaga taman, tiang tersebut dinamakan Tugu Petir, biasa digunakan untuk mengibarkan bendera merah putih. Di tiang tersebut, tertulis “Disinilah dibatjakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta”.

Itulah sejarah dari Jalan Penegasan yang merupakan tempat teks Proklamasi dibacakan. Sebagai bukti penghormatan kepada para bapak bangsa dan para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia, kita sebagai bangsa Indonesia harus menjaga tempat tersebut dengan cara menjadikan tempat tersebut sebagai mengenang dan merenungkan kembali makna kemerdekaan bagi seluruh pejuang.

 

-HAS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chelsea Karina, Sosok Dibalik Suksesnya Web Series AbiGhea

Chelsea Karina telah banyak menulis karya fiksi yang berfokus pada genre romansa. Salah satu karya terbaiknya, AbiGhea yang dialihwahanakan menjadi web series. Dok. Chelsea Karina Chelsea Karina Aolia atau yang dikenal dengan nama penanya, Chelsea Karina adalah seorang penulis muda yang sukses dengan karya fiksinya. Selain menjadi penulis, Chelsea juga seorang mahasiswa aktif di PoliMedia dengan program studi Penerbitan. Berkaya Sejak di Bangku SMA Berawal saat masih di bangku SMA,  Chelsea mulai tertarik untuk menulis saat ia mengenal salah satu platform membaca, Wattpad . Namun, awalnya dia hanya senang membaca saja sampai akhirnya muncul keinginan untuk menciptakan suatu karya yang ingin dipublikasikan di Wattpad . Seiring berjalannya waktu, Chelsea sudah menciptakan beberapa karya di platform baca tersebut. Hingga saat ini, Chelsea sudah memublikasikan empat karyanya di Wattpad , antara lain Alone, Never be Alone, Abighea , dan yang terbaru berjudul Lintang . Tiga dari keem...

La Boheme, Kafe Rooftop Kekinian di Jakarta

  Kafe kekinian di kawasan Setiabudi menawarkan sensasi nongkrong sembari menikmati pemandangan Jakarta dari atas. Lokasinya yang strategis, La Boheme ramai dikunjungi dengan berbagai kalangan. Mulai dari anak muda yang sekedar nongkrong dengan teman-temannya sampai orang dewasa dengan pertemuan bisnis. Foto: Instagram @labohemejkt Keberadaan kafe di ibu kota sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Banyak orang berkunjung untuk makan, minum, atau bahkan sebagai tempat pertemuan penting seperti bisnis hingga yang santai bersama teman-teman.   Beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan kafe dengan konsep di atas bangunan atau biasa disebut rooftop . Café dengan konsep seperti ini banyak disukai karena selain menyantap menu, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Jakarta dari atas. Salah satu kafe rooftop yang terkenal di Jakarta, yaitu La Boheme. Berlokasi di tengah-tengah kota, La Boheme mengusung konsep tropikal yang dikelilingi tanaman-tanaman hijau menambah ...

Belajar Ikhlas Lewat Lagu Hits Terbaru Dari Tulus

  Sebuah lagu yang mengajarkan kita makna sesungguhnya dari kata ikhlas. Lewat lagu Hati-Hati di Jalan, Tulus ingin menyampaikan pesan untuk tetap ikhlas meski berpisah dengan seseorang yang dicintai. Foto: kompas.com Setelah 10 tahun berkayra di dunia musik, akhirnya Tulus kembali dengan album terbaru yang bertajuk “Manusia” pada 3 Maraet 2022 lalu. Berisikan 10 lagu, salah satu yang mencuri perhatian pendengarnya yaitu lagu Hati-Hati di Jalan. Lagu tersebut langsung trending topic di media sosial dan menjadi perbincangan hangat netizen setelah perilisannya. Lagu Hati-Hati di Jalan memiliki makna yang mendalam, yaitu mengisahkan tentang kesedihan sepasang kekasih yang merelakan satu sama lain karena sudah tidak lagi satu jalan. Lirik yang dipenuhi diksi indah juga membuat menyentuh hati para pendengarnya. Salah satu lirik yang menarik perhatian pendengar, “Kukira kita asam dan garam. Dan, kita bertemu di belanga”. Kata-kata pada lirik tersebut mungkin terdengar asing jika ...